Selasa, 01 Maret 2011

Schizophrenia Pada Remaja

Kata Pengantar

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada tuhan yang maha esa Allah SWT atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin dan tidak lupa terimakasih kepada ibu dosen yang telah memberi pengarahan sehingga tugas saya ini dapat terselesaikan, apabila dalam tugas saya ini terdapat kesalahan harap dimaklumi karena saya masih pada tahap pembelajaran dan mohon masukan dan kritik yang membangun agar tugas saya diwaktu yang akan datang bisa lebih baik lagi, semoga tugas yang saya tulis mengenai “ Schizophrenia Pada Remaja ” dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya diri saya pribadi untuk masa yang akan datang.

Pendahuluan

Istilah schizophrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu schizein dan phren. Schizen artinya untuk memecah, sedangkan phren artinya pikiran, sehingga schizophrenia adalah kekacauan otak yang diartikan abnormalitas dalam persepsi atau ekspresi dari kenyataan, istilah ini diciptakan oleh Eugen Bleuler (1857 – 1939) pada tahun 1908. Dan schizophrenia itu sendiri adalah merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, dan sosial budaya. Dulu nama gangguan kejiwaan ini adalah Demetia Precox yang artinya kemunduran (dementia) pada remaja (precox), tetapi karena gejala ini lebih sering terjadi pada remaja atau orang dewasa muda serta gangguan ini juga bisa terjadi pada anak-anak dan orang tua sehingga namanya diganti menjadi schizophrenia, orang yang mengalami schizophrenia ternyata mengalami stress yang parah. Dan, hal itu mengendap sehingga memicu schizophrenia

Dasar teori

1) Teori Psikoanalitik

Teori psikoanalitik mengemukakan bahwa gejala skizofrenia mempunyai arti simbolik bagi pasien individual. Misalnya, fantasi tentang dunia akan berakhir mungkin menyatakan suatu perasaan bahwa dunia internal seseorang telah mengalami kerusakan. Perasaan kebesaran dapat mencerminkan narsisme yang direaktivasi dimana orang percaya bahw amereka adalah maha kuasa.

2) Teori Psikodinamik

Dasar dari teori dinamia adalah untuk mengerti dinamika pasien dan untuk mengerti makna simbolik dari gejala. Teori ini menganggap bahwa hipersensitivitas terhadap stimuli persepsi yang didasarkansecara kontitusional sebagai suatu defisit. Pendekatan psikodinamika berdasar bahwa gejala psikotik punya arti pada skizofrenia.

3) Teori Genetik

Gangguan gen menyebabkan skizofrenia atau minimal rentan thd skizofrenia. Abnormalitas struktur otak Pembesaran jantung mungkin mengindikasikan melemahnya fungsi beberapa area otak, memunculkan berkurangnya fungsi kognitif dan emosi. Penurunan volume dan kepadatan neuron di frontal & temporal cortex dan area limbic menyebabkan berkurangnya fungsi emosi dan kognitif. Komplikasi saat kelahiran Komplikasi saat lahir, terutama kurangnya oksigen saat lahir menyebabkan kerusakan otak. Terpapar virus saat di kandungan Infeksi virus saat di kandungan merusak otak (mis. Virus TORCH).

4) Teori Neurotransmiter

Ketidakseimbangan tingkat atau reseptor dopamine memunculkan gejala, serotonin, GABA, dan glutamat juga turut berperan.

5) Teori Kognitif

Gejala skizofrenia muncul dari respon individu terhadap pengalaman indrawi yang aneh.

Penyebab Schizophrenia

 Pengaruh Genetik
 Usia
 Sosial
 Obat
 Psikologis

Tanda-tanda schizophrenia

a. Cara berpikirnya tidak teratur dan tidak logis yang tampak dalam cara bicara yang melantur dan gagasan-gagasan yang meloncat-loncat (fight of ideas).
b. Tidak mampu melihat kenyataan dengan benar dan timbulah waham (delusi) serta halusinasi. Yang dimaksud dengan waham adalah gagasan-gagasan yang diyakininya sendiri sebagai realitas, tetapi sesungguhnya jauh dari kenyataan, waham ini juga ada beberapa macam, antara lain:
 Waham Kebesaran ialah bahwa si penderita merasa bahwa dirinya seorang nabi sehingga dirinya terus berkhotbah setiap harinya.
 Waham Kejaran misalnya selalu ketakutan karena merasa dikejar-kejar PKI atau merasa semua orang ingin membunuh dia (si penderita).
c. Tidak mampu melakukan hubungan sosial, karena tingkah lakunya sudah tidak dengan kenyataan sehingga ia tidak bisa membeda-bedakan lagi mana orang tuanya, mana kawannya, mana gurunya, dan sebagainya. Denga demikian, reaksi-reaksinya terhadap orang-orang lain itu pun tidak pernah sesuai dengan yang seharusnya.
d. Tidak mampu mengendalikan gagasan, perasaan, dan tingkah lakunya sehingga bisa aja ia tertawa sambil menangis, memarahi semua orang yang lewat, atau menari ditengah jalan.

Yang perlu diperhatikan sekarang adalah bagaimana caranya membedakan antara remaja yang schizophrenia dari kenakalan remaja lainnya, sebab tingkah laku seorang schizophren sepintas lalu bisa mirip dengan kenakalan remaja biasa. Untuk itu ada tiga pedoman:
1. Cirri-ciri yang menetap dan muncul dalam segala situasi menunjukan indikasi schizophrenia, misalnya marah atau mengamuk pada situasi yang seharusnya tidak bisa menimbulkan kemarahan, atau depresi dan perasaan ketakutan yang berlansung terus-menerus walaupun situasi di sekitarnya tidak menimbulkan perasaan seperti itu. Kalau remaja itu marah dan melarikan mobil ayahnya karena baru kena marah ayahnya itu adalah kenakalan remaja biasa.
2. Remaja yang schizophrenia tidak menunjukan perkembangan jiwa yang biasanya terdapat pada remaja lainnya, seperti keinginan untuk mandiri, sikap yang oposisional, keinginan untuk berkawan dan hasrta seksual, dan sebagainya.
3. Tingkah laku yang tidak wajar sangat menonjol pada remaja penderita schizophren.

Gejala-gejala schizophrenia, menurut Bleurer, gejala skizofrenia dibagi dua, yaitu :

a. Gejala primer

1) Gangguan proses pikir (bentuk, langkah, dan isi pikir)
2) Gangguan afek dan emosi
3) Gangguan memori
4) Gejala psiomotor / gejala katatonik gangguan perbuatan

b. Gejala sekunder

1) Waham
2) Halusinasi

4. Tipe-tipe Skizofrenia
Dalam PPDGJ III skizofrenia terbagi menjadi :

a. Skizofrenia Paranoid
b. Skizofrenia Hebefrenik
c. Skizofrenia Katatonik
d. Skizofrenia tak terinci
e. Defrresi pasca skizofrenia
f. Skizofrenia Residual
g. Skizofrenia Simplek
h. Skizofrenia lainnya
i. Skizofrenia tak tergolongkan

Kasus

Dari tipe-tipe schizophrenia salah satu tipe yang terjadi pada kisaran usia remaja ialah Skizofrenia Hebefrenik, seperti contoh kasus yang di bawah:
Boy adalah seorang remaja yang berusia 17 tahun ia menderita schizophrenia, boy sering tiba-tiba tertawa kemudian langsung menangis dan mudah tersinggung dan sering disertai dengan merasa kesendirian dan kemarahan, terkadang boy menganggap dirinya adalah jendral sehingga ia sering menggunakan pangkat-pangkatnya dari tutup botol, boy menderita schizophrenia di akibatkan oleh struktur otak Pembesaran jantung dan melamahnya fungsi otak.

TRITMEN UNTUK SKIZOFRENIA

Pasien skizofrenia memerlukan tritmen yang komprehensif, artinya memberikan tritmen medis untuk menghilangkan gejala, terapi (psikologis) untuk membantu mereka beradaptasi dengan konsekuensi/akibat dari gangguan tsb, dan layanan sosial untuk membantu mereka dapat kembali hidup di masyarakat dan menjamin mereka dapat memperoleh akses untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut beberapa tritmen yang biasanya diberikan kepada pasien skizofrenia.

TRITMEN KETERANGAN

Tritmen biologis: terapi obat Pemberian obat2an anti psikotik, minyak ikan.
Tritmen sosial dan psikologis - intervensi perilaku, kognitif, dan sosial (melatih ketrampilan berbicara, ketrampilan mengelola diri sendiri, ketrampilan mengelola gejala, terapi kelompok, melatih ketrampilan kerja, dll).
- terapi keluarga (melatih keluarga bagaimana menghadapi perilaku anggotanya yang menderita skizofrenia agar tidak kambuh).
- program tritmen komunitas asertif (menyediakan layanan komprehensif bagi pasien skizofrenia dg dokter ahli, pekerja sosial, & psikolog yang dapat mereka akses setiap saat-terutama bagi yang tidak memiliki keluarga).
Tritmen lintas budaya Penyembuhan tradisional (dengan doa-doa, upacara adat, jamu, dll) sesuai budaya setempat.

Kesimpulan

Jadi Schizophrenia bisa terjadi pada semua usia baik anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun, pada pembahasan diatas ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya schizophrenia antara lain pengaruh genetik, usia, sosial, obat dan psikologis, menurut Eugen Bleuler schizophrenia adalah kekacauan otak yang diartikan abnormalitas dalam persepsi atau ekspresi dari kenyataan dan gejala-gejala schizophrenia dibagi menjadi dua yaitu gejala primer dan gejala sekunder, dan dalam schizophrenia sering terjadi waham (delusi) serta halusinasi. Yang dimaksud dengan waham adalah gagasan-gagasan yang diyakininya sendiri sebagai realitas tetapi jauh dari kenyataan.

Daftar Pustaka

Sarwono, Sarlito W (1989). Psikologi Remaja.Edisi Revisi.Jakarta: Rajawali Pers.
Goliszek, Dr. Andrew/Dr. Andrew Goliszek; pengalih bahasa, Dominicus Rusdin-Jakarta; Bhuana Ilmu Populer, 2005.
Al-Mighwar, M.Ag, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja.Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar